Sore cerah ini, 19 September 2013
Pertama kali bertemu denganmu di sebuah gapura dekat jalan raya, dalam kerumunan gerimis malam itu, pria berkaos Putih dari seberang jalan dan datang memenghampiriku. Aku tak pernah menyangka kita bakal sampai pada saat ini.
Sejak pertemuan pertama di bulan Maret lalu, kamu mulai menjadi bagian dari hari-hariku. Perhatian dan segala perbincangan lewat pesan singkat kita seakan menghipnotisku. Tanpa terasa aku mulai merasa ada yang mengisi bagian kosong hidupku. Aku kembali merasakan bagaimana diperhatikan seseorang dengan manis. Dengan hal yang kadang membuatku tiba-tiba tersenyum dari sekedar membaca pesan singkatnya. Seiring waktu berlalu, aku memantapkan diri. Aku jatuh cinta padamu. Kamu mulai menjadi bagian hidupku. Bersemayam di sudut terpencil hatiku. Mengisi setiap bilik di sana.
Aku melihatmu, mengenalmu, lalu mencintaimu. Sesederhana itulah kamu menguasai hari-hariku.
Aku tak bisa melupakanmu. Aku selalu ingat caramu menatapku, caramu mencuri perhatianku. Rasanya hal-hal seperti itu memang diciptakan untuk tidak dilupakan.
Kadang aku berpikir... apa aku terlalu?
Ah, ini wajar. Apa yang salah dari rasaku ini? setelah hampir dua tahun aku menunggu seseorang yang bisa melengkapi kekuranganku. Seseorang yang bisa menyembuhkan aku dari sakit luka masa lalu. Dan ini jawabannya. Kamu yang berhasil merebut hatiku, setelah aku berjibaku merasakan dan menyembuhkan sakitku seorang diri. Dulu sempat terlintas di benakku... " apa aku masih bisa mencintai orang lain? ". Iya. Pertanyaan bodoh itu datang ketika aku masih saja terperangkap dalam pahitnya mencintai orang yang sudah sama sekali tak memedulikan aku. Seorang keparat cinta yang telah meninggalkanku. Mantan.
Sesekali aku menoleh ke belakang. Aku menjumpai kenyataan yang membuatku menyesal pernah menyematkan orang yang salah di hatiku. Itu memang dulu. Masa kemarin yang harus ditinggal.
Sekarang sudah waktunya konsentrasi melangkah ke depan. Menjadi yang lebih baik lagi. Sekarang ada kamu. Seseorang yang sudah sejak beberapa bulan ini mengisi relung hatiku. Sederhana, aku menyayangimu.
Aku mensyukurimu. Meski kadang kesalahpahaman kita membuatku bersikap labil.
Maafin aku sayang. Aku tak pernah bisa benar-benar marah. Kita hanya perlu saling introspeksi supaya enggak salah paham. Maaf karena kebawelanku, sikapku yg kadang belum dewasa.
Aku menyadari... aku memang tak seindah yang kamu harapkan. Sikap childishku yg kadang muncul... kadang membuatku berpikir, aku tidak baik untukmu, aku hanya membuatmu kesal.
Maaf ya sayang, bila terkadang aku tidak semenyenangkan yg kamu ingin. :)
Terima kasih sudah melengkapiku, terima kasih untuk telah ada, terima kasih karena telah sabar menghadapiku, terima kasih untuk semuanya.
Aku berharap bisa menjadi yang terbaik untukmu.
Semoga Allah berkahi kita. :)
( o. ˘)з┌◦◦◦♥ Y.A.S